Medan, [17 9 2024] – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya melakukan transformasi dalam dunia pendidikan dengan memperkenalkan Kurikulum Merdeka. Kurikulum yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2021 ini bertujuan untuk memberikan kebebasan kepada sekolah, guru, dan siswa dalam menentukan cara belajar yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan potensi masing-masing. Kurikulum Merdeka kini sudah mulai diimplementasikan di berbagai sekolah di Indonesia, termasuk di SMAN 13 Medan.
Kepala Sekolah SMAN 13 Medan, HJ. Fauziah Hasibuan, S.Pd, M.Si, menyatakan bahwa penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah ini memberikan angin segar bagi para guru dan siswa. "Dengan Kurikulum Merdeka, kami dapat lebih fleksibel dalam menyusun program pembelajaran yang tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga pengembangan keterampilan dan kreativitas siswa. Ini sangat penting agar siswa dapat lebih mandiri dan siap menghadapi tantangan masa depan," ujarnya.
Salah satu keunggulan Kurikulum Merdeka adalah adanya kebebasan bagi sekolah untuk menentukan proyek atau pembelajaran berbasis pengalaman. Di SMAN 13 Medan, siswa kini dapat memilih projek yang sesuai dengan minat mereka, mulai dari bidang seni, sains, teknologi, hingga kewirausahaan. Selain itu, proses pembelajaran tidak lagi dibatasi oleh jadwal pelajaran yang kaku. Para guru juga diberikan keleluasaan untuk memilih metode pengajaran yang lebih variatif dan inovatif.
Menurut HJ. Fauziah Hasibuan, kurikulum ini juga menekankan pentingnya kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua. "Melalui pendekatan ini, kita dapat lebih memahami potensi unik yang dimiliki setiap siswa. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu siswa mengeksplorasi minat dan bakatnya, sementara orang tua ikut terlibat dalam proses belajar anak," tambahnya.
Di SMAN 13 Medan, penerapan Kurikulum Merdeka sudah menunjukkan hasil yang positif. Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran yang kini lebih interaktif dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satu contohnya adalah penerapan pembelajaran berbasis proyek, di mana siswa belajar melalui pembuatan karya nyata yang dapat diterapkan langsung di masyarakat.
Meski demikian, penerapan Kurikulum Merdeka juga menghadapi tantangan, terutama dalam hal penyesuaian guru dengan pendekatan baru ini. Oleh karena itu, SMAN 13 Medan secara rutin menyelenggarakan pelatihan dan workshop bagi para guru untuk memahami lebih dalam filosofi dan praktik Kurikulum Merdeka. "Kami ingin memastikan bahwa setiap guru memiliki kompetensi dan pemahaman yang tepat dalam mengimplementasikan kurikulum ini secara efektif," ungkap HJ. Fauziah Hasibuan.
Kurikulum Merdeka juga mendorong penggunaan teknologi dalam pembelajaran, sejalan dengan tuntutan era digital. Di SMAN 13 Medan, siswa memanfaatkan berbagai platform digital untuk mengakses materi ajar, melakukan diskusi, hingga menyelesaikan tugas-tugas projek secara kolaboratif. Teknologi menjadi alat penting yang mendukung proses belajar yang lebih fleksibel dan dinamis.
Secara keseluruhan, Kurikulum Merdeka diharapkan dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan Indonesia. Dengan fokus pada pengembangan potensi individu dan keterampilan abad 21, siswa diharapkan menjadi generasi yang lebih kreatif, inovatif, dan adaptif di tengah perkembangan global yang cepat.